Senin, 20 Mei 2013

hukum berobat dengan menggunakan ruqyah/mantra/jampi2 yang syar'i

oleh As Toni (Catatan) pada 3 April 2013 pukul 4:26

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ



diperbolehkan ber ikhtiar ( berusaha ) mencari kesembuhan dengan ruqyah ( bhs arab) suwuk ( bhs jawa ) jampi2 mantra ( bhs indonesia) adapun diperbolehkannya hal ini selama :
1.Tidak mengandung syirik atau sihir yang diharamkan
2. mantra ruqyah/suwuk/jampi2 itu harus diketahui artinya
3.Tidak meyakini mantra tersebut yang sebagai Mu-atsir (sumber penyebab kesembuhan) tapi harus meyakini bahwa kesembuhan itu adalah kuasa allah ta'ala , dan ruqyah hanya sebagai bentuk ikhtiar saja pen.



Definisi Ruqyah
  1. Bahasa.
AR-RUQYAH (الرُّقْيَةُ) bentuk jamaknya AR-RUQO (الرُّقَي)artinya Jampi, Mantera, Suwuk, Rapal.
  1. Istilah.
Segala ungkapan yang digunakan sebagai mantera untuk kesembuhan, perlindungan/penjagaan, penguatan, kelancaran, kemudahan


  1. الرقية الشرعية | صـ 196-197
dalam kitab arruqyah assar'iyyah halaman 196-197 di jelaskan

وقد أجمع العلماء على جواز الرقي عند اجتماع ثلاثة شروط
ulama sungguh telah bersepakat ( ijma') tentang bolehnya menggunakan mantra ( ruqyah )  apabila dalam ruqyah tadi memenuhi 3 syarat
أن يكون بكلام الله تعالى أو بأسمائه وصفاته وباللسان العربي أو بما يعرف معناه من غيره
adanya mantra yang di gunakan itu berupa kalamullah ta'ala ( al-qur'an) atau berupa asma'ul wa sifatnya allah  dan di ucapkan dengan menggunakan bahasa arab atau meggunakan bahasa yang dimenngerti makna nya.
وأن يعتقد أن الرقية لا تؤثر بذاتها بل بذات الله تعالى
dan  sesungguhnya Tidak meyakini mantra tersebut yang sebagai Mu-atsir (sumber penyebab kesembuhan) tapi harus meyakini bahwa kesembuhan itu adalah kuasa allah ta'ala , dan ruqyah hanya sebagai bentuk ikhtiar saja pen.
 والراجح أنه لا بد من اعتبار الشروط المذكورة
adapun menurut qaul rajih bahwa sesungguhnya syarat-syarat diatas itu wajib di miliki oleh sang peruqyah
ففي صحيح مسلم
dan di dalam sahih muslim diriwayatkan sebuah hadist

حدثني ابو الطاهر، أخبرنا ابن وهب, أخبرني معاوية بن صالح، عن عبد الرحمن بن جبير، عن أبيه، عن عوف بن مالك الاشجعي. قال: كنا نرقي فى الجاهلية. فقلنا: يا رسول الله! كيف ترى فى ذلك؟ فقال اعرضوا علىّ رقاكم لا بأس بالرقى مالم يكن فيه شرك

Telah berkata kepadaku Abu Thohir, telah mengkabarkan kepada kami Abu Wahab, telah mengkabarkanku Muawiyah bin Sholih dari Abdu Rohman bin Jabir dari Bapaknya dari Auf bin Malik Al-Isyjai'y ia berkata kami meruqyah dijaman jahiliyah maka kami bertanya kepada Rasulullah, ya Rasulullah bagaimana pandangannya di dalam hal itu? Maka Rasulullah menjawab kamu menawarkan ruqyah atas nama saya, tidak mengapa melakukan ruqyah selama padanya tidak terdapat syirik. Hr. Muslim, Shahih Muslim,

وله من حديث جابر نهى رسول الله – ﷺ – عن الرقي فجاء آل عمرو بن حزم فقالوا يا رسول الله إنه كانت عندنا
رقية نرقي بها من العقرب قال فعرضوا عليه فقال ما أرى بأسا من استطع أن ينفع أخاه فلينفعه
dan dalam hukum ruqyah ini pada awalnya rasulullah melarang melakukan ruqyah seperti hadist yang diriwayatkan oleh sahabat jabir dalama sahih muslim
  1. عن جابر رضي الله عنه قال : نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي  (رواه مسلم)
“Dari sahabat Jabir r.a berkata : RasuluLlah saw telah melarang Ruqyah” (HR. Muslim)

dan dari sabda rasulullah tersebut akhirnya ada sahabat yang mengadu pada rasulullah

   عن جابر رضي الله عنه قال نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي  فجاء آل عمرو بن حزم، فقالوا : يا رسول الله إنّه كانت عندنا رقية نرقى بها من العقرب، قال : فعرضوا عليه، فقال : ما أرى بـأساً، من استطاع أن ينفع أخاه فلينفعه (رواه مسلم)
Dari Jabir ra berkata : RasuluLlah saw telah melarang Ruqyah. Maka datanglah keluarga ‘Amru bin Hazm, mereka berkata : Yaa RosulaLLah bahwa kami memiliki Ruqyah (mantera) yang biasa kami lakukan jika terkena gangguan kalajengking. Maka mereka menunjukkankan (Ruqyah itu) kepada RasuluLLah saw. Lalu beliau bersabda : saya memandang tidak apa-apa ruqyah kalian itu. Barangsiapa yang mampu memberi manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah. (HR. Muslim)

  1. فتح الباري  لابن حجر | جـ 10 صـ 195
dalam fathul bari karya ibnu hajar juz 10 halaman 195 di terangkan
والراجح أنه لا بد من اعتبار الشروط المذكورة
adapun menurut qaul rajih bahwa sesungguhnya syarat-syarat diatas itu wajib di miliki oleh sang peruqyah
ففي صحيح مسلم
dan di dalam sahih muslim diriwayatkan sebuah hadist
حدثني ابو الطاهر، أخبرنا ابن وهب, أخبرني معاوية بن صالح، عن عبد الرحمن بن جبير، عن أبيه، عن عوف بن مالك الاشجعي. قال: كنا نرقي فى الجاهلية. فقلنا: يا رسول الله! كيف ترى فى ذلك؟ فقال اعرضوا علىّ رقاكم لا بأس بالرقى مالم يكن فيه شرك

Telah berkata kepadaku Abu Thohir, telah mengkabarkan kepada kami Abu Wahab, telah mengkabarkanku Muawiyah bin Sholih dari Abdu Rohman bin Jabir dari Bapaknya dari Auf bin Malik Al-Isyjai'y ia berkata kami meruqyah dijaman jahiliyah maka kami bertanya kepada Rasulullah, ya Rasulullah bagaimana pandangannya di dalam hal itu? Maka Rasulullah menjawab kamu menawarkan ruqyah atas nama saya, tidak mengapa melakukan ruqyah selama padanya tidak terdapat syirik. Hr. Muslim, Shahih Muslim,

وله من حديث جابر نهى رسول الله صلى الله عليه و سلم عن الرقي
dan dalam hukum ruqyah ini pada awalnya rasulullah melarang melakukan ruqyah seperti hadist yang diriwayatkan oleh sahabat jabir dalama sahih muslim
  1. عن جابر رضي الله عنه قال : نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي  (رواه مسلم)
“Dari sahabat Jabir r.a berkata : RasuluLlah saw telah melarang Ruqyah” (HR. Muslim)

dan dari sabda rasulullah tersebut akhirnya ada sahabat yang mengadu pada rasulullah

dan dari sabda rasulullah tersebut akhirnya ada sahabat yang mengadu pada rasulullah

   عن جابر رضي الله عنه قال نهي رسول الله صلى لله عليه و سلَم عن الرُّقي  فجاء آل عمرو بن حزم، فقالوا : يا رسول الله إنّه كانت عندنا رقية نرقى بها من العقرب، قال : فعرضوا عليه، فقال : ما أرى بـأساً، من استطاع أن ينفع أخاه فلينفعه (رواه مسلم)
Dari Jabir ra berkata : RasuluLlah saw telah melarang Ruqyah. Maka datanglah keluarga ‘Amru bin Hazm, mereka berkata : Yaa RosulaLLah bahwa kami memiliki Ruqyah (mantera) yang biasa kami lakukan jika terkena gangguan kalajengking. Maka mereka menunjukkankan (Ruqyah itu) kepada RasuluLLah saw. Lalu beliau bersabda : saya memandang tidak apa-apa ruqyah kalian itu. Barangsiapa yang mampu memberi manfaat bagi saudaranya, maka lakukanlah. (HR. Muslim)

وقد تمسك قوم بهذا العموم فأجازوا كل رقية جربت منفعتها ولو لم يعقل معناها لكن دل حديث عوف أنه مهما كان من الرقي يؤدي إلى الشرك يمنع
dan dari sejumlah kaum  berpegangan pada keumuman hadist tadi maka mereka memperbolehkan setiap mantra ruqyah yang memang membawa kemanfaatan walaupun maknanya tidak bisa di faham namun dari hadist nya sahabat auf tadi di terangkan bahwa terkadang ada juga mantra ruqyah yang mengandung arti kesyirikan maka ruqyah semacam inilah yang dilarang

وما لا يعقل معناه لا يؤمن أن يؤدي إلى الشرك فيمتنع احتياطا
dan setiap mantra ruqyah apabila tidak diketahui artinya maka tidak ada jaminan mantra ruqyah ini bersih dari kalimat yang mengandung arti kesyirikan maka ruqyah yang tidak diketahui makna nya inilah yang dilarang sebagai tindakan waspada / hati- hati.


المدخل | جـ 4 صـ 115
al madhol juzz 4 halaman 115 di terangkan


قال القرطبي رحمه الله فيجب على كل مكلف أن يعتقد أن لا شافي على الإطلاق إلا الله تعالى وحده 
di fatwakan oleh imam al-qurtubhi rahimahullah ta'ala :; kemudian wajib bagi orang mukallaf untuk meyakini bahwa seccara mutlak tidak ada yang bisa membuat sembuh/sehat kecuali hanya allah ta'ala
وقد بين ذلك رسول الله صلى الله عليه وسلم بقوله لا شافي إلا أنت
dan rasulullah saw telah menerangkan tentang hukum tadi dengan sabdanya : tidak ada yang mampu mmmemberikan kesembuhan kecuali hanya engkau ya allah. 
فيعتقد الشفاء له وبه ومنه
maka mukalaf harus berkeyakinan bahwasanya kesembuhan itu hanya milik allah dan kesembuhan itu hanya dengan pertolongan dan berasal dari allah 

وأن الأدوية المستعملة لا توجب شفاء
 adapun obat-obatan / metode penyembuhan bukanlah yang memiliki kesembuhan.


وإنما هي أسباب ووسائط يخلق الله عندها فعله وهي الصحة
adapun obat-obatan / metode penyembuhan lainnya itu hanyalah sebagai asbab ( penyebab) dan perantara saja yangmana di obat obatan tadilah allah menaruh/menitipkan kehendaknya yaitu berupa kehendak sehat

ولو شاء ربك لخلق الشفاء بدون سبب ولكن لما كانت الدنيا دار أسباب جرت السنة فيها بمقتضى الحكمة على تعلق الأحكام بالأسباب
seandainya saja allah tuhan kalian menghendaki niscaya akan ia ciptakan kesemmbuhan tanpa perlu adanya sebab akan tetapi kalian harus tahu bahwa dunia fana ini adalah tempatnya sebab yang berlaku hukum sunatullah di dalamnya dan mengandung hikmah atas hukum hukum sebab - musabab tadi.


الرقى بكتاب الله وبالأذكار الواردة وذلك سنة
adapun (ikhtiar kesembuhan dengan )  mantra ruqyah dengan menggunakan bacaan kitabullah atau wirid-wirid al-waridah maka hal tadi hukumnya adalah sunnah .
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar