allah itu bertapa/bersemedi di dalam arsy langitnya
كتاب إحياء علوم الدين
dalam kitab ihya' ulumuddin juz 1
تأليف
حجة الأسلام
ابو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي الطوسي
تغمده الله برحمة
karya hujjatul islam abu hamid muhammad bin mhammad bin muhammad al-ghazaly atthusi yang semoga allah senantiasa merahmatinya
بسم الله الرحمن الرحيم
الأصل الثامن العلم بأنه تعالى مستو على عرشه بالمعنى الذي أراد الله تعالى بالاستواء
pada kaedah yang ke delapan :: sesungguhnya kita diwajibkan untuk meyakini bahwa sesungguhnya allah ta'la itu istiwa' ( menguasai ) atas arsynya maksudnya istiwa' yang difirmankan allah adalah
وهو الذي أريد بالاستواء إلى السماء حيث قال في القرآن ثم استوى إلى السماء وهي دخان
maknany yaitu bahwasanya allah menguasai pada langit sehingga allah memfirmankan
ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين
Kemudian Allah menguasai ke Langit, sedangkan langit merupakan asap, lalu Allah berkata pada keduanya, Lalu Allah berfirman pada Bumi, datanglah pada-Ku, suka atau terpaksa, keduanya menjawab. Kami datang dengan suka......
وليس ذلك إلا بطريق القهر والاستيلاء
dan firman allah tersebut menunjukkan bahwa allah menguasai langit dengan sifat qohar dan sifat kemaha kuasaannya
كما قال الشاعر
seperti bait sya'ir dibawah ini
قد استوى بشر على العراق + من غير سيف ودم مهراق
sesungguhnya manusia itu menguasai negeri iraq + tanpa melalui peperangan dan tanpa mengalirkan darah
allah juga berfirman
قوله تعالى وهو معكم أينما كنتم
Maksudnya: Dan ( liputan serta ilmu ) Allah (senantiasa ) beserta kamu di mana juga kamu berada ( Al Hadid 4
إذ حمل ذلك بالاتفاق على الإحاطة والعلم
secara ittifaq makna ayat diatas adalah manusia itu
senantiasa diliputi oleh allah dan diketahui allah
rsulullah bersabda
وحمل قوله صلى الله عليه وسلم قلب المؤمن بين أصبعين من أصابع الرحمن
"قلب المؤمن بين إصبعين من أصابع الرحمن".
"Hatinya seorang mukmin itu berada diantara sifat ke maha kuasaan dan kekuatan dari pada seluruh kemaha kuasaan dan kekuatan allah yang maha penyayang .
على القدرة والقوة
maksudnya lafad ashbi'aini adalah sifat kemaha kuasaan dan kekuatan allah
yang membolak-balikkan isi hati
rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
وحمل قوله صلى الله عليه وسلم الحجر الأسود يمين الله في أرضه
adapun hajar aswad itu adalah yaminullah ( di jadikan mulia dan di jadikan di hormati ) oleh allah di muka bumi ini
على التشريف والإكرام
maksudnya yaminullah itu adalah dijadikan mulia dan dijadikan dihormati
لأنه لو ترك على ظاهره للزم منه المحال
karena sesungguhnya apabila kita hanya memaknai dengan makna dzahir tanpa mengetahui makna batinnya maka niscaya kita akan meyakini bahwa
allah itu butuh atau memiliki tempat tinggal
فكذا الاستواء لو ترك على الاستقرار والتمكن لزم منه كون المتمكن جسما مماسا للعرش إما مثله أو أكبر منه أو أصغر
maka dari itulah apabila kita meyakini bahwa istiwa'nya allah itu bersemayam atau bersemedi di dalam langit maka secara tidak langsung ataupun langsung kita sudah meyakini bahwa allah ta'ala itu berbentuk jisim ( jasad) yang wujudnya menempel pada arsy , dan faham semacam ini lah yang menghantarkan kita agar selalu giat membayangkan bahwa allah itu lebih besar dari arsy ataupun lebih kecil
وذلك محال
adapun keyakinan semacam ini adalah keyakinan yang muhal / bathil
setelah kita memahami dalil dari ihya' ulumuddin ini kita bisa sadar bahwa judul post ini adalah menyesatkan jadi harap jangan dijadikan pegangan keyakinan
كتاب إحياء علوم الدين
dalam kitab ihya' ulumuddin juz 1
تأليف
حجة الأسلام
ابو حامد محمد بن محمد بن محمد الغزالي الطوسي
تغمده الله برحمة
karya hujjatul islam abu hamid muhammad bin mhammad bin muhammad al-ghazaly atthusi yang semoga allah senantiasa merahmatinya
بسم الله الرحمن الرحيم
الأصل الثامن العلم بأنه تعالى مستو على عرشه بالمعنى الذي أراد الله تعالى بالاستواء
pada kaedah yang ke delapan :: sesungguhnya kita diwajibkan untuk meyakini bahwa sesungguhnya allah ta'la itu istiwa' ( menguasai ) atas arsynya maksudnya istiwa' yang difirmankan allah adalah
وهو الذي أريد بالاستواء إلى السماء حيث قال في القرآن ثم استوى إلى السماء وهي دخان
maknany yaitu bahwasanya allah menguasai pada langit sehingga allah memfirmankan
ثم استوى إلى السماء وهي دخان فقال لها وللأرض ائتيا طوعا أو كرها قالتا أتينا طائعين
Kemudian Allah menguasai ke Langit, sedangkan langit merupakan asap, lalu Allah berkata pada keduanya, Lalu Allah berfirman pada Bumi, datanglah pada-Ku, suka atau terpaksa, keduanya menjawab. Kami datang dengan suka......
وليس ذلك إلا بطريق القهر والاستيلاء
dan firman allah tersebut menunjukkan bahwa allah menguasai langit dengan sifat qohar dan sifat kemaha kuasaannya
كما قال الشاعر
seperti bait sya'ir dibawah ini
قد استوى بشر على العراق + من غير سيف ودم مهراق
sesungguhnya manusia itu menguasai negeri iraq + tanpa melalui peperangan dan tanpa mengalirkan darah
allah juga berfirman
قوله تعالى وهو معكم أينما كنتم
Maksudnya: Dan ( liputan serta ilmu ) Allah (senantiasa ) beserta kamu di mana juga kamu berada ( Al Hadid 4
إذ حمل ذلك بالاتفاق على الإحاطة والعلم
secara ittifaq makna ayat diatas adalah manusia itu
senantiasa diliputi oleh allah dan diketahui allah
rsulullah bersabda
وحمل قوله صلى الله عليه وسلم قلب المؤمن بين أصبعين من أصابع الرحمن
"قلب المؤمن بين إصبعين من أصابع الرحمن".
"Hatinya seorang mukmin itu berada diantara sifat ke maha kuasaan dan kekuatan dari pada seluruh kemaha kuasaan dan kekuatan allah yang maha penyayang .
على القدرة والقوة
maksudnya lafad ashbi'aini adalah sifat kemaha kuasaan dan kekuatan allah
yang membolak-balikkan isi hati
rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda
وحمل قوله صلى الله عليه وسلم الحجر الأسود يمين الله في أرضه
adapun hajar aswad itu adalah yaminullah ( di jadikan mulia dan di jadikan di hormati ) oleh allah di muka bumi ini
على التشريف والإكرام
maksudnya yaminullah itu adalah dijadikan mulia dan dijadikan dihormati
لأنه لو ترك على ظاهره للزم منه المحال
karena sesungguhnya apabila kita hanya memaknai dengan makna dzahir tanpa mengetahui makna batinnya maka niscaya kita akan meyakini bahwa
allah itu butuh atau memiliki tempat tinggal
فكذا الاستواء لو ترك على الاستقرار والتمكن لزم منه كون المتمكن جسما مماسا للعرش إما مثله أو أكبر منه أو أصغر
maka dari itulah apabila kita meyakini bahwa istiwa'nya allah itu bersemayam atau bersemedi di dalam langit maka secara tidak langsung ataupun langsung kita sudah meyakini bahwa allah ta'ala itu berbentuk jisim ( jasad) yang wujudnya menempel pada arsy , dan faham semacam ini lah yang menghantarkan kita agar selalu giat membayangkan bahwa allah itu lebih besar dari arsy ataupun lebih kecil
وذلك محال
adapun keyakinan semacam ini adalah keyakinan yang muhal / bathil
setelah kita memahami dalil dari ihya' ulumuddin ini kita bisa sadar bahwa judul post ini adalah menyesatkan jadi harap jangan dijadikan pegangan keyakinan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar