Rabu, 20 Februari 2013

undang-undang keagamaan aliran wahaby salafy 5




MENURUT USTAIMIN PETINGGI WAHABY
ORANG YANG BER ISTIGHOSAH KEPADA ORANG YANG TELAH MATI HUKUMNYA ADALAH SYIRIK-MUSRIK

SOLAT DI BELAKANG ORANG YANG PERNAH MELAKUKAN ISTHIGOSAH ADALAH TIDAK SAH

ADAPUN BERTAWASUL KEPADA MANUSIA YANG TELAH MATI ADALAH PERBUATAN GOBLOG , DAN DIHUKUMI TIDAK BOLEH KARENA GHULUUWW YANG SANGAT HARAM

MENYAKINI BAHWA KEMULIAAN RASULULLAH DAPAT MEMBERIKAN KEMANFAATAN PADA ORANG LAIN ADALAH GOBLOG JUGA
KARENA RASULULLAH SUDAH MATI DAN
TIDAK MUNGKIN BISA BERBUAT APA APA


dalam kitab majmu' fatawa wa rasail karangan
si ustaimin wahaby-salafy
وكلام المؤلف ليس على إطلاقه،
adapun undang undang yang dikatakan penyusun kitab ( ustaimin) tentang sebagian penyebab syirik musrik adalah melakukan isthighasah itu tidak secara mutlak
tapi ada perinciannya yaitu sebagai berikut
بل يقيد بما لا يقدر عليه المستغاث به،
istighasah yang terkategori musrik adalah menyampaikan keluh kesah kepada makhluk yang tidak mampu
إما لكونه ميتا، أو غائبا، أويكون الشيء مما لا يقدر على أزالته إلا الله تعالى
adapun makhluk yang tidak mampu adalah makhluk yang sudah mati atau makhluk yang ghaib atau makhluk yang tidak mempunyai kemampuan untuk menolong nya kecuali allah ta'ala
فلواستغاث بميت ليدفع عنه أوبغائب أوبحي حاضر لينزل المطر، فهذا كله من الشرك،
maka dari itulah barangsiapa melakukan istighasah kepada mayyit atau istighasah kepada makhluk yang ghaib atau makhluk yang hidup untuk membantunya dari mara bahaya maka hal hal semacam ini hukumnya adalah MUSRIK

ولو استغاث بحي حاضر فيما يقدر عليه كان جائزا
NAMUN APABILA DIA ISTIGHASAH KEPADA MAKHLUK YANG MASIH HIDUP YANG MEMILIKI KEKUASAAN MAKA ISTIGHASAHNYA DIHUKUMI BOLEH DAN SANGAT BOLEH

فأي إنسان يستغيث بغير الله بما لا يقدر عليه إلا الله - عز وجل - فإنه مشرك كافر ، وليس بولي لله ولو ادعى ذلك

maka siapapun yang melakukan istighasah pada selain allah yaitu pada makhluk yang tiada punya kuasa selain allah azza wa jalla
maka orang tadi dihukumi musrik dan kafir
dan bukan termasuk waliyullah walaupun dia itu mengaku sebagai wali nya allah

ولا تجوز الصلاة خلف هذا الرجل ومن كان على شاكلته ولا تصح الصلاة خلفه ولا يحل أن يجعل إماماً للمسلمين .
dan tidak dibenarkan solat dibelakang orang tadi ( yaitu orang yang mengamalkan istighasah) dan orang yang menyerupainya
selain itu juga tidak sah solat dibelakang orang tadi
karena orang tadi tidak pantas menjadi imamnya kaum muslimin


أن يتوسل الإنسان إلى الله تعالى بما ليس بوسيلة، أي بما لم يثبت في الشرع أنه وسيلة؛ لأن التوسل بمثل ذلك من اللغو،
sesungguhnya bertawasul nya para manusia terhadap makhluk yang tidak berkuasa untuk mendekatkan dirinya pada allah maksudnya tawasul semacam ini tidak berada pada dasar syare'at wahaby dan sesungguhnya cara semacam ini bukan lah di namakan WASILAH karena tawasul dengan cara beginian itu termasuk GHULLUW BERLEBIH-LEBIHAN
والباطل المخالف للمعقول، والمنقول؛
ADAPUN CARA SEMACAM TADI TERMASUK BATHIL SECARA LOGIKA DAN DALIL UNDANG UNDANGNYA WAHABY
ومن ذلك أن يتوسل الإنسان إلى الله تعالى بدعاء ميت يطلب من هذا الميت أن يدعو الله له؛ لأن هذا ليس وسيلة شرعية صحيحة؛
DAN TERMASUK TAWASUL BATHIL ADALAH MANUSIA BERTAWASUL KEPADA ALLAH DENGAN PERANTARAAN DOA NYA MAYYIT AGAR SANG MAYYIT MENDOAKANNYA KEPADA ALLAH , CAM KANLAH HAL SEMACAM INI BUKANLAH SYSTEM TAWASUL YANG SAR'I DAN SAHIH MENURUT UNDANG UNDANG WAHABY
بل من سفه الإنسان أن يطلب من الميت أن يدعو الله له؛
MALAH HAL SEMACAM INI ADALAH BENTUK KE GOBLOKAN MANUSIA YANG MASIH PUNYA PIKIRAN INGIN DI DOAKAN SANG MAYYIT KEPADA ALLAH
لأن الميت إذا مات انقطع عمله، ولا يمكن لأحد أن يدعو لأحد بعد موته،
karena mayyit ketika sudah tewas maka dia sudah putus amalnya dan tidak mungkin bisa mendoakan orang lain setelah kematiannya
حتى النبي صلى الله عليه وسلم لا يمكن أن يدعو لأحد بعد موته؛
WALAUPUN TOH ITU NABI MUHAMMAD SAW ,SETELAH KEMATIANNYA DIA JUGA TIDAK MUNGKIN
BISA MENDOAKAN SESEORANG

فالمهم أن التوسل إلى الله تعالى بطلب الدعاء من ميت توسل باطل لا يحل، ولا يجوز.
DAN YANG PALING PENTING, SESUNGGUHNYA BER TAWASUL
KEPADA ALLAH DENGAN LANTARAN MEMINTA DI DOAKAN MAYYIT ADALAH TAWASUL BATHIL YANG SANGAT TIDAK HALAL DAN SANGAT TIDAK BOLEH BAGI SISWA SISWI WAHABY SALAFY

ومن التوسل الذي ليس بصحيح: أن يتوسل الإنسان بجاه النبي صلى الله عليه وسلم وذلك أن جاه الرسول صلى الله عليه وسلم ليس مفيدًا
DAN DARI TAWASUL YANG TIDAK SAHIH YAITU BERTAWASUL NYA MANUSIA DENGAN MENYEBUT PANGKAT PANGKAT KETINGGIAN DAN KEMULIAN NABI MUHAMMAD SAW DI SISI ALLAH
وذلك أن جاه الرسول صلى الله عليه وسلم ليس مفيدًا
ADAPUN HAL TADI ITU SESUNGGUHNYA
ANGKAT PANGKAT KETINGGIAN DAN KEMULIAN NABI MUHAMMAD SAW DI SISI ALLAH ITU TIDAK BISA MEMBERIKAN KEMANFAATAN SAMA SEKALI PADA ORANG LAIN



_______________________________________________________
itulah ajaran wahaby -salafy yang teramat sangat menolak dalil atau hujjah di perintahkannya ber isthighasah dan bertawasul pada ambiya' wa asshalihin


aik hujjah yang berupa nash ataupun fatwa ulama al waratsatul ambiya
adapun dalil di anjurkannya ber isthighasah dan bertawasul pada ambiya' wa asshalihin yang sesungguhnya (yang disembunyikan dan di acuhkan wahaby) adalah sebagai berikut






الموسوعة الفقهية / الجزء الرابع
dalam mausu'ah al-fiqhiyyah juz 4
dijabarkan
جواز التّوسّل بالأنبياء والصّالحين حال حياتهم وبعد مماتهم. قال به مالكٌ، والسّبكيّ،
والكرمانيّ، والنّوويّ، والقسطلاّنيّ، والسّمهوديّ، وابن الحاجّ، وابن الجزريّ.
diperbolehkan bertawasul pada para nabi dan para orang salih semasa hidupnya dan sesudah kematian mereka
adapun tentang kebolehan tawasul dan istighasah pada para nabi dan para orang salih semasa hidupnya dan sesudah kematian mereka adalah sebuah qaul yang dipedomani oleh imam malik, dan imam assubki dan alkaramani dan imam annawawi dan al-qisthalany dan assamhudi dan ibnul hajj serta ibnul jaziry

Tawassul kepada nabi Muhammad SAW sebelum lahir

Sebagaimana nabi Adam AS pernah melakukan tawassul kepada nabi Muhammad SAW. Imam Hakim Annisabur meriwayatkan dari Umar berkata, bahwa Nabi bersabda :

قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : لما اقترف آدم الخطيئة قال : يا ربى ! إنى أسألك بحق محمد لما غفرتنى فقال الله : يا آدم كيف عرفت محمدا ولم أخلقه قال : يا ربى لأنك لما خلقتنى بيدك ونفخت فيّ من روحك رفعت رأسى فرأيت على قوائم العرش مكتوبا لاإله إلا الله محمد رسول الله فعلمت أنك لم تضف إلى إسمك إلا أحب الخلق إليك فقال الله : صدقت يا آدم إنه لأحب الخلق إلي، ادعنى بحقه فقد غفرت لك، ولولا محمد ما خلقتك (أخرجه الحاكم فى المستدرك وصححه ج : 2 ص: 615)
"Rasulullah s.a.w. bersabda:"Ketika Adam melakukan kesalahan, lalu ia berkata Ya Tuhanku, sesungguhnya aku memintaMu melalui Muhammad agar Kau ampuni diriku". Lalu Allah berfirman:"Wahai Adam, darimana engkau tahu Muhammad padahal belum aku jadikan?" Adam menjawab:"Ya Tuhanku ketika Engkau ciptakan diriku dengan tanganMu dan Engkau hembuskan ke dalamku sebagian dari ruhMu, maka aku angkat kepalaku dan aku melihat di atas tiang-tiang Arash tertulis "Laailaaha illallaah muhamadun rasulullah" maka aku mengerti bahwa Engkau tidak akan mencantumkan sesuatu kepada namaMu kecuali nama mahluk yang paling Engkau cintai". Allah menjawab:"Benar Adam, sesungguhnya ia adalah mahluk yang paling Aku cintai, bredoalah dengan melaluinya maka Aku telah mengampunimu, dan andaikan tidak ada Muhammad maka tidaklah Aku menciptakanmu"

Imam Hakim berkata bahwa hadis ini adalah shohih dari segi sanadnya. Demikian juga Imam Baihaqi dalam kitabnya Dalail Annubuwwah, Imam Qostholany dalam kitabnya Almawahib 2/392 , Imam Zarqoni dalam kitabnya Syarkhu Almawahib Laduniyyah 1/62, Imam Subuki dalam kitabnya Shifa’ Assaqom dan Imam Suyuti dalam kitabnya Khosois Annubuwah, mereka semua mengatakan bahwa hadis ini adalah shohih.

ومنها ما قاله الرّسول صلى الله عليه وسلم في الدّعاء لفاطمة بنت أسدٍ «اغفر لأمّي فاطمة بنت أسدٍ، ووسّع عليها مدخلها، بحقّ نبيّك والأنبياء الّذين من قبلي، فإنّك أرحم الرّاحمين».
dalil selanjutnya adalah sabda rasulullah saw dalam doa nya pada fathimah binti asad
“ya allah, Ampunilah ibuku Fathimah binti Asad dan bimbinglah dia untuk mengucapkan hujjahnya serta luaskanlah kuburnya,
●●dengan HAK(KEMULIAAN) NABIMU dan para NABI SEBELUMKU●●
Karena sesunguhnya Engkau Maha Pengasih dari semua yang berjiwa kasih



الموسوعة الفقهية / الجزء الرابع
dalam mausu'ah al-fiqhiyyah juz 4
dijabarkan
عدم جواز الاستغاثة إلاّ باللّه سبحانه وتعالى، ومنع التّوسّل في تلك الاستغاثة بالأنبياء والصّالحين، أحياءً كانوا أو أمواتاً.
tentang dilarangnya ber istighasah kecuali hanya pada allah subhanu wata'ala

serta dilarangnya bertawasul dalam acara istighasah pada nabi atau orang-orang soleh yang masih hidup atau sudah meninggal

وصاحب هذا الرّأي ابن تيميّة، ومن سار على نهجه من المتأخّرين.
adapun pemilik/pencetus peraturan tersebut adalah pendapat pribadinya ibnu taymiyyah dan orang-orang yang se aliran dengannya yaitu orang-orang masa akhir ini (wahabiyah-salafiyah) .red



الشيخ الجفرى وتوسل الصحابة بالنبى بعد وفاته
ringkasan keterangan syehk ali al-jifri tentang bertawasulnya sahabat pada nabi setelah rasulullah saw wafat

seperti yang telah disebutkan oleh imam ibnu hajjar al-asqalany
dalam fathul barri juz ke 2 menuturkan '' telah diriwayatkan oleh imam baihaqi dan al-hakim serta ibnu huzaimah dengan sanad yang sahih ''
bahwasanya bilal ibn harist ( seorang sahabat) beliau datang ke makam rasulullah dalam masa kesulitan ( paceklik) di masa pemerintahan sayyidina umar dan beliau berdiri disisi makam baginda nabi dan berkata: يَا رَسُوْلَ اللهِ اِسْتَسْقِ لِأُمَّتِكَ فإِنّهُمْ هَلَكُوْا
ya rasulallah , banyak yang telah binasa ,maka mohonlah air hujan pada allah untuk umatmu.
________________________________________________________
sesungguhnya para sahabat faham kalau baginda nabi saw itu juga hidup di dalam kuburnya , yang mendengar selawat yang dituturkan kepada beliau,serta menjawab salam yang diucapkan kepada baginda nabi saw.

untuk lebih jelasnya
silahkan lihat videonya di sini
http://www.youtube.com/watch?v=RZEt1-3SBiw


شيخ الإسلام السيد محمد علوي المالكي مفتي مكة
syehkul islam assayyid muhammad alwi al-maliki ( mufti makkah)
أدلة من السنة وأقوال السلف على التوسل بالنبي
menjabarkan tentang kesunnahan dan qaul ulama' terdahulu atas tata cara bertawassul kepada baginda nabi muhammad saw.

adanya tawasul itu sebelum diutusnya rasulullah saw
sedangkan di zaman rasulullah saw juga tawassul juga di syare'atkan adapun tentang tata cara nya ber tawasul rasulallah saw sendiri yang mengajarkan yaitu dalam sebuah riwayat :
dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi :
أن النبي علم شخصا أن يقول : اللهم إنى أسألك وأتوسل إليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد إنى أتوجه بك إلى ربك فيجلى حاجتى ليقضيها فشفعه فيّ (أخرجه الترميذى وصححه).
Rasulullah s.a.w. mengajari seseorang berdoa: (artinya)"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dan bertawassul kepadamu melalui nabiMu Muhammad yang penuh kasih, wahai Muhammad sesungguhnya aku bertawassul denganmu kepada Allah agar dimudahkan kebutuhanku maka berilah aku sya'faat". Tawassul seperti ini adalah bagus.

dan itulah sebagaian ringkasan cara ber tawasul yang terjadi di masa rasul , adapun tawasulnya kepada rasulullah saw, dan perlu di yakini
bahwasanya tentang ketinggian maqamat rasulullah, kemuliaan derajad rasulullah, tidak akan sirna atau hilang dengan wafatnya beliau saw , sedikitpun derajat kemuliaan rasulullah saw tidak berkurang disisi allah ta'ala.

adapun bertawasul setelah masa nya nabi adalah sebuah kisah yang diriwayatkan oleh attabarany
فقد روى الطبراني أن رجلاً كان يختلف إلى عثمان بن عفان رضي الله عنه في حاجة له ، وكان عثمان رضي الله عنه لا يلتفت إليه ولا ينظر في حاجته ،
bahwasanya ada seseorang laki-laki yang mempunyai permohonan kepada sayyidina ustman bin affan radhiallahu anhu, namun permintaan lelaki itu tidak di indahkan dan tidak dikabulkan oleh khalifah ustman bin affan
فلقى الرجل عثمان بن حنيف فشكا ذلك إليه ،
kemudian di saat dia keluar dari tempatnya ustman , lelaki tadi bertemu ustman bin hunaif , maka lelaki tadi mengadu pada ustman bin hanif tentang keluhannya
فقال له عثمان بن حنيف : ائت الميضأة فتوضأ ثم ائت المسجد فصل فيه ركعتين ثم قل
maka ustman bin hunaif berkata : engkau adalah seseorang yang kehilangan arah ( tersia-siakan karena tidak tercapai keinginannya) kalau begitu berwudulah di masjid dan solatlah di sana sebanyak dua raka'at terus berdoa lah dengan doa tawasul seperti ini
:اللهم إني أسألك وأتوجه إليك بنبينا محمد – صلى الله عليه وسلم – نبي الرحمة ، يامحمد ! إني أتوجه بك إلى ربك فيقضي حاجتي . وتذكر حاجتك
"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dan bertawassul kepadamu melalui nabiMu Muhammad yang penuh kasih, wahai Muhammad sesungguhnya aku bertawassul denganmu kepada Allah agar agar dikabulkan kebutuhanku.''
dan setelah itu kae mintalah apa yang engkau inginkan .

untuk lebih jelasnya silahkan lihat video ini
http://www.youtube.com/watch?v=OTIR2W3ITCo



النووي في المجموع شرح المهذب (ج۸ /۲٧٤)
annawawi menyebutkan dalam kitab majmu' syarh muhadzab ( fiqh syafi'iyyah ) juz 8 halaman 274
من كتاب صفة الحج، باب زيارة قبر الرسول صلى اللّه عليه وسلم: "ثم يرجع إلى موقفه الأوّل قبالة وجه رسول اللّه صلى اللّه عليه وسلّم ويتوسل به في حق نفسه ويستشفع به إلى ربه
dari kitab sifatil hajj pada bab berziarah kuburnya rasulullah saw

para peziarah hendaknya menuju tempat permulaan maksudnya berada ditempat yang menghadap pada maqam rasulullah saw
setelah itu bertawasulah dengan menyebut haq nya rasulullah dan meminta syafa'atnya rasulullah agar bisa sampai doanya ke hadhirat allah ta'ala



التوسل هو طلب حصول منفعةٍ أو اندفاع مضرةٍ من الله بذكر اسم نبي أو ولي إكرامًا للمتوسل به.
adapun maksud dari tawasul itu adalah
mengharapkan tercapainya cita-cita atau mengharap terhindar dari malapetaka dari allah
dengan cara menyebut nama nabi atau waliyullah
adapun menyebutnya disertai niat untuk memuliakan mereka
sebagaimana allah ta'ala telah memberi kemuliaan pada mereka disisi nya


dalam hadis yang diriwayatkan oleh Imam Turmudzi :
أن النبي علم شخصا أن يقول : اللهم إنى أسألك وأتوسل إليك بنبيك محمد نبي الرحمة يا محمد إنى أتوجه بك إلى ربك فيجلى حاجتى ليقضيها فشفعه فيّ (أخرجه الترميذى وصححه).
Rasulullah s.a.w. mengajari seseorang berdoa: (artinya)"Ya Allah sesungguhnya aku meminta kepadaMu dan bertawassul kepadamu melalui nabiMu Muhammad yang penuh kasih, wahai Muhammad sesungguhnya aku bertawassul denganmu kepada Allah agar dimudahkan kebutuhanku maka berilah aku sya'faat"
وذكر هذه القصة أيضا ابن مفلح الحنبلي في كتاب (الآداب الشرعية)ص 27
adapun tentang qishah riwayat ini
dijelaskan oleh ibnu muflih lagi al hambali ( pemuka madzhab ahmad bin hanbal) dalam kitab al adab assyar'iyyah

ذكر ابن مفلح لذلك يدل على أن ذلك جائز عنده ليس بشرك كما يدعي الغلاة اليوم،
ibnu muflih menjelaskan bahwasanya dari qishah hadist tadi menunjukkan diperbolehkannya ber istighasah dan tidak termasuk kategori syirik seperti yang difahami segelintir manusia-manusia extreem nan picik pada saat ini ( dari golongan wahaby-salafy) red
فذكر القصة في كتابه المذكور يبين أن الاستغاثة بغير الله ليست شركا عنده إلا أن اعتقد المستغيث أن المستغاث به له قوة النفع والضر بنفسه دون الله وأنه متصرف في الكون دون الله
kemudian dijelaskan qishah hadist tadi untuk menjelaskan bahwasanya istighasah pada selain allah itu diperbolehkan
dengan syarat
orang yang ber istighasah tidak meyakini makhluk yang dibuat lantaran istighasah itu memiliki kemanfaatan dan menguasai malapetaka secara total yang berada diluar jangkauan kekuasaan allah

dan disyaratkan lagi
orang yang ber istighasah tidak meyakini makhluk yang dibuat lantaran istighasah itu adalah yang memiliki kekuasaan untuk merubah segalanya tanpa campur tangan kekuasaan allah


لم نر من حرم الاستغاثة من السلف الصالح رضي الله عنهم وإنما ظهر هذا في القرن الثامن فما بعد،
kita tidak lah melihat seseorang pun dari salafu asshalih radhiallahu anhum mengharamkan istighasah
adapun perkataan-perkataan yang menyatakan istighasah adalah haram itu baru muncuk pada abad ke 8 hijriyah dan selanjutnya
حسن بن علي السقاف
fatwa hasan bin ali assaqaf
dalam kitabnya
الإغاثة بأدلة الإستغاثة
il-ighasah bi adillati al-istighasah

1 komentar: