Minggu, 17 Februari 2013

undang-undang keagamaan aliran wahaby salafy

wahaby memutuskan dengan sangat percaya diri
dengan menerapkan undang undang keagamaan
sesuai analisa wahaby




bahwasanya berziarah kubur untuk memanjatkan doa dan membaca al qur'an dan sesamanya adalah perbuatan bid'ah yang sangat sesat menyesatkan

القول المفيد على كتاب التوحي
dalam kitab sesat yang berjudul al qaulul mufidz ala kitabittauhid

محمد بن عبد الوهاب
karangan si sesat abdul wahab al washaby yang menerapkan undang-undang bagi penganut/pengidola kesesatan wahaby


ومنها ما هو بدعة، وهي زيارتهم للدعاء عندهم وقراءة القرآن ونحو ذلك
dan sebagian kandungan dari berziarah kubur itu adalah ber kategori bid'ah yang sangat sesat
adapun berziarah yang termasuk bid'ah sesat adalah ziarah pada orang orang yang telah meninggal dengan tujuan memanjatkan doa didekat mereka dan membaca al qur'an disamping pekuburan

doktrin doktrin ajaran wahaby yang memalsukan ajaran ulama' salaf dalam link link berikut ini

Tidak ada dalil -setahu kami- yang menunjukkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam membaca Al Qur’an dan menghadiahkan pahalanya kepada si mayit dari kerabat atau selainnya
http://hijrahdarisyirikdanbidah.blogspot.com/2010/06/sampaikah-kiriman-hadiah-pahala-bacaan.html

Bahwa Al-Qur’an untuk orang yang hidup bukan untuk orang yang telah mati.

[2]. Membaca Al-Qur’an untuk orang yang telah mati dan menghadiahkan pahalanya kepada mayit bertentangan dengan Al-Qur’an sendiri dan sunnah Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersama ijma’ para shahabat. Dengan demikian perbuatan tersebut tidak ragu lagi adalah BID’AH MUNKAR.
http://almanhaj.or.id/content/2273/slash/0/hukum-membaca-al-quran-untuk-mayit-bersama-imam-asy-syafiiy/


Masalah tidak sampainya kiriman bacaan Al-Quran
Al-Imam Asy-Syafi’i rahimahullahu berpendapat tidak sampainya kiriman pahala bacaan Al-Qur’an kepada orang telah mati. Sedangkan shufiyah justru paling getol melakukannya.
http://ibnulqoyyim.com/content/view/205/1/

wahaby memang gemar menyelisihi ajaran ulama' ulama' salaf
demi mendapatkan jama'ah pengikut-pengikut dari kalangan awam dengan membuat aturan aturan baru yang dijadikan agamanya
namun ironisnya hal ini malah dipedomani siswa siswi wahaby yang tidak sadar telah terjerumus dalam lembah kesesatan ekstrem yang memprihatinkan

untuk itu marilah kita lihat fatwa-fatwa ulama salafusshalih yang diselisihi ajaran wahaby

وقال جماعة من أصحابنا: يصله ثوابها. وبه قال أحمد بن حنبل. (صحيح مسلم بشرح النووي ج7ص90).
dikatakan oleh segolongan ulama' dari madzhab kita (syafi'iyyah) bahwasanya menghadiahkan pahala kepada mayyit itu pahalanya bisa sampai pada mayyit yang dituju
dan dengan pendapat inilah imam ahmad bin hambal berpedoman

referensi sahih muslim bi syarhinnawawy juz 7 halaman 90

وفي "المغني" لابن قدامة الحنبلي في الاحتجاج لوصول ثواب قراءة القرآن للميت قوله: "وهذه أحاديث صحاح، وفيها دلالة على انتفاع الميت بسائر القرب، لأن الصوم والحج والدعاء والاستغفار عبادات بدنية قد أوصل الله نفعها إلى الميت، فكذلك ما سواها مع ما ذكرنا من الحديث في ثواب من قرأ سورة (يس) وتخفيف الله -تعالى- عن أهل المقابر بقراءته، ولأنه إجماع المسلمين، فإنهم في كل عصر ومصر يجتمعون ويقرأون القرآن ويهدون ثوابه إلى موتاهم من غير نكير" (المغني ج2 568
dan dalam kitab almughny karya ibnu qudamah al hambali (ulama' besar madzhab hambaliyah) dituturkan sebuah hujjah tentang sampainya pahala bacaan qur'an yang dihadiahkan pada mayyit
adapun didalam hadist sahih itu telah diterangkan bahwasanya mayyit bisa mendapatkan segala macam bentuk hadiahnya pahala ibadah taqarrub karena sesungguhnya puasa dan hajji dan hadiah pahala mendoakan dan hadiah membacakan istighfar itu adalah sebuah amaliyah badaniyyah yangmana pahalanya memang oleh allah dikehendaki untuk sampai pada mayyit maka begitupula lah hadiah pahala ibadah ibadah lainnya seperti yang telah kami terangkan dari hadist (sahih) tentang sampainya penghadiahan pahala pembacaan surat yasin pada ahli kubur
sebab dari pembacaan surat yasin yang pahalanya dihadiahkan

dan karena hal semacam inilah ulama' muslimin menyatakan ijma'nya , dan sesungguhnya sebab hal inilah disetiap masa dan kota para manusia berkumpul dengan membaca al qur'an yang pahalanya dihadiahkan pada ahli kubur tanpa bisa diragukan kenyataan landasan ini

referensi al mughny juz 2 halaman 568



وقد صرح الحنفية بانتفاع الميت بإهداء ثواب قراءة القرآن له، فقد جاء في "الدر المختار ورد المحتار": "ويقرأ سورة (يس) لما ورد: من دخل المقابر فقرأ سورة (يس) خفف الله عنهم يومئذ، وكان له بعدد من فيها حسنات" (الدار المختار ورد المحتار ج2 ص243).
dan telah dijelaskan oleh ulama' madzhab hanafiyyah tentang mendapatnya ahli kubur akan sebuah kemanfaatan dari penghadiahan pahala pembacaan al qur'an padanyasebab berlandaskan hadist ''barangsiapa masuk pekuburan kemudian membaca surat yasin maka allah akan meringankan adzab ahlul kubur pada hari itudan bagi sang pembaca akan diberikan kebaikan (pahala ) sebanyak jumlahnya ahlul qubur ditempat itu

referensi addarul muhktar wirdul muhktar juz 2 halaman 243


تحفة المحتاج في شرح المنهاج
وأخذ ابن الرفعة بقضيته وهو أوجه في المعنى إذ لا صارف عن ظاهره وإذا صح السلام عليه فالقراءة عليه أولى .
وقد صرحوا بأنه يندب للزائر والمشيع قراءة شيء من القرآن
الجزء الثالث ص93
dan ibnu rif'ah telah mengemukakan sebuah pedoman yangmana pedoman inilah yang dinilai lebih awjuh (sahih) dalam segi maknanya karena tidak berbelok dari dzhahirnya qaul dalam kitab almughny
وإذا صح السلام عليه فالقراءة عليه أولى .
وقد صرحوا بأنه يندب للزائر والمشيع قراءة شيء من القرآن
ketika mengucapkan salam itu disahihkan pada mayyit (sebab pembacaan salam itu sampai pada ahli kubur) maka hukum menghadiahkan bacaan al qur'an pada mayyit itu juga lebih utama untuk disahihkan dan para ulama' telah mensorihkan (menjelaskan ) bahwa seasungguhnya disunnahkan pada peziarah dan pejalan kaki (yang melewati pekuburan) agar membacakan (untuk dihadiahkan pada alul qubur) sebuah ayat dari al qur'an

referensi tuhfarul muhtaj fi syarhil minhaj juz 3 halaman 93

Tidak ada komentar:

Posting Komentar