Minggu, 28 April 2013

keyakinan wahaby pada kedua orang tua nabi muhammad 1


salafiyyun ( wahaby ) adalah agamanya setan berwujud
manusia pada zaman belakangan ini

AHLU SUNNAH WALJAMA'AH VS WAHABY MANHAJ SALAF
albany dan ibnu usaemen ( dua-duanya ketua wahaby manhaj salaf ) ber ujar
...
Kedua orang tua Nabi Muhammad mereka hidup dan mati dalam keadaan musyrik, yaitu menyekutukan Allah di dalam peribadatan dengan sesuatu selain Allah (berhala). Mereka di masa hidupnya hingga matinya tetap menganut keyakinan dan ibadah syirik sebagaimana keumuman keadaan masyarakat Mekkah dan bangsa Arab di masa itu. Kenyataan dan keadaan seperti inilah yang membuat mereka kelak akan dimasukkan ke dalam neraka oleh Allah ‘azza wa jalla.

untuk mengetahui status wahaby manhaj salaf tadi mari kita lihat dalil selanjutnya dari ahlusunnah waljama'ah
______________________________________________________________________
منهاج الوفا في نجاة والدا المصطفى- محمود الزين – (1 / 26)
dalam kitab al-wafa fi najati walidal musthofa juz 1 halaman 26
وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا) الإسراء : ( 15 )

“dan Kami tidak akan mengadzab sebelum Kami mengutus seorang rasul.”(Q.S Al Isra`: 15)

أن سبب دفع العذاب عن أهل الفترة هو عدم وجود الرسول الذي يبلغهم، وهذا السبب موجود في والدي النبي صلى الله عليه وسلم وأهل زمانهما،
sesungguhnya tidak di azabnya ahlul fatrah itu karena tidak adanya yang menyampaikan dakwah dari seorang rasul / nabi
di tengah-tengah kehidupan mereka
, adapun kejadian semacam inilah yang terjadi pada zamannya
kedua orang tua nabi muhammad sallallahu alaihi wa sallam
أن النووي ـ رحمه الله ـ صرح فيما سبق بأن الذين لم تبلغهم الدعوة لا يعذبون
sesungguhnya imam annawawi rahimahullah tentang permasalahan tadi berfatwa
bahwa sesungguhnya orang orang yang selama hidupnya tidak menemui dakwah maka dia kelak tidak lah di siksa oleh allah
فقال: (تأمل ما في كلامه من التنافي،
kemudian fatwa ini dilanjutkan : maka dari itu berfikirlahsecara jernih dalam fatwa ini untuk bisa membedakan dengan jeli
فإن من بلغتهم الدعوة ليسوا بأهل فترة
1. yaitu barangsiapa dalam masa hidupnya menemui dakwah maka dia bukanlah termasuk ahlul fatrah
… فأهل الفترة هم الأمم الكائنة بين الذين لم يرسل إليهم الأول، ولا أدركوا الثاني، …
2. adapun ahlul fatrah adalah umat manusia yang hidup nya tidak menemui dakwah awal serta tidak juga menemui dakwa kedua
كالأعراب الذين لم يرسل إليهم عيسى، ولا لحقوا النبي صلى الله عليه وسلم
seperti contohnya arab dusun yang mana dalam masa hidupnya tidak mengetahui kenabian ISA , juga tidak mengetahui kenabian
NABI MUHAMMAD SALLALLAHU ALAIHI WA SALLAM
ولما دلت القواطع على أنه لا تعذيب حتى تقوم الحجة، علمنا أنهم غير معذبين)
dan dari dalil kepastian bahwa apabila tidak ada hujjah
kenabian maka azab juga tidak di timpakan , maka dari inilah kita menjelaskan bahwasanya ahlul fatrah adalah umat yang elak tidak akan disiksa
قول النووي نفسه بأن من لم تبلغه الدعوة لا يعذب،
adapun fatwanya imam annawawi yang menjelaskan bahwa sesungguhnya umat manusia yang di masa hidupnya tidak menemui dakwah maka tidak akan di siksa
ولقياسه أطفال المشركين على من لم تبلغه الدعوة في كونهم ناجين كما تقدم
hukum kaedah ini di berlakukan juga pada anak-anaknya musrikin ( yang mati masih kecil ) yang mana anak anak tersebut tidak menemui masa dakwah kenabian
maka dia kelak termasuk golongan yang selamat


حاشية السندي على ابن ماجه – (ج 3 / ص 348)
dalam kitab hasiyah assandy ala ibni majjah juz 3 halaman 348
ومن أقوى الحجج على ذلك أنهما من أهل الفترة
dan dari dalil terkuat atas permasalahan tadi bahwa sesungguhnya kedua orang tua nabi muhammad adalah termasuk ahlul fatrah
قد أطبق أئمتنا الشافعية والأشعرية على أن من لم تبلغه الدعوة لا يعذب ويدخل الجنة
dan imam imam pembesar madzhab assyafi'iyyah dan assy'ariyyah telah memfatwakan dalam tabaqat-tabaqatnya bahwa sesungguhnya umat yang masa hidupnya tidak menemui dakwak nkenabian maka dia kelak tidak akan di aazab dan akan di masukkan ke sorga
لقوله تعالى وَمَا كُنَّا مُعَذِّبِينَ حَتَّى نَبْعَثَ رَسُولًا) الإسراء : ( 15 )
dengan dasar pada firman allah
dan Kami tidak akan mengadzab sebelum
Kami mengutus seorang rasul.”(Q.S Al Isra`: 15)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar